Kamis, 15 Maret 2018

Karena Sandi Bukan 'Jinny oh Jinny'

Karena Sandi Bukan Jinny oh Jinny

Equityworld Futures - Penataan Tanah Abang dengan menutup Jl Jatibaru oleh Pemprov DKI Jakarta masih menjadi polemik. Perwakilan sopir angkot yang biasa mengambil penumpang di jalan tersebut pun melayangkan gugatan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Jadi kami kemarin kasih somasi 5 hari 25 jam, dia (Pemprov DKI Jakarta) tidak ada iktikad baik pada kami. Kami terpaksa menggugat gubernur," ucap perwakilan sopir angkot Tanah Abang, Abdul Rosyid alias Ocid, ketika dimintai konfirmasi, Rabu (14/3/2018).

Gugatan tersebut tercatat dengan nomor perkara 140/pdt.g/2018/pn.jkt.pst dan diterima oleh panitera muda perdata Eddy Wiyono. Gugatan itu telah didaftarkan pada Selasa (13/3) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).

Seakan menanggapi somasi tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik membela Pemprov DKI Jakarta yang dalam hal ini adalah Wagub Sandiaga Uno. Taufik meminta para sopir angkot untuk bersabar menanti solusi yang pas.

"Ketika ada yang melakukan protes atas penutupan tanya sebabnya apa? Pertama dari sopir income-nya kurang, dari sopir dikasih sama Pak Wagub (Sandiaga Uno), oke, income-nya dijamin oleh OK Otrip. Setelah itu muncul lagi 'oh Pak kurang yang ikut', yah sabar gitu loh ada tahapannya. Wakil Gubernur kan bukan Jinny oh Jinny, terus semuanya kelar," kata Taufik saat di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/3).

Jinny Oh Jinny merupakan sinetron tentang jin perempuan (diperankan oleh aktris Diana Pungky) yang pertama kali tayang pada tahun 1997. Jinny diceritakan memiliki kekuatan ajaib untuk mewujudkan keinginan dalam waktu sekejab.

Terlepas dari cerita di film tersebut, M Taufik mungkin bermaksud menyatakan Sandiaga bukanlah orang yang bisa mewujudkan keinginan dalam sekejab. Menurut Taufik, perlu proses untuk merealisasikan sebuah kebijakan yang pas.

Sementara itu Ocid, yang menggugat Gubernur DKI, sebelumnya sudah menyambangi Balai Kota DKI. Dia datang untuk menyampaikan surat somasi agar Jl Jatibaru kembali dibuka seperti sediakala.

"Kalau lewat 5 hari, kami akan gugat ke pengadilan," ujar dia pada Rabu (7/3/2018).

Ocid menepati janjinya. Lima hari kemudian, dia melayangkan gugatan ke PN Jakarta Pusat. Rosyid mengaku mewakili 5 trayek Tanah Abang, yakni M08, M03, M10, M09, dan M11. Rosyid menilai program OK Otrip yang sempat ditawarkan Pemprov DKI Jakarta tidak menguntungkan para sopir.

"Kalau program ini sesuai dengan anak-anak (sopir angkot) dan sama-sama enak, saya nggak perlu tolak-tolak. Gaji itu 190 km dikali Rp 4 ribu memang nggak nyampe Rp 600 ribu. Tapi dengan trayek saya, kami target itu 190 km, nggak nyampe 190 km. Jadi sehari cuma 100 km," kata Ocid saat melayangkan somasi waktu itu.

Menurut Ocid, gaji yang ditawarkan Pemprov DKI dalam program OK OTrip merugikan sopir. Target 190 km yang diturunkan jadi 170 km pun menurut Ocid masih berat. Berdasarkan perhitungan Ocid, sopir angkot maksimal hanya mencapai 120 km per bulan.

Pada 28 Februari 2018, Direktur Utama TransJakarta (TransJ) Budi Kaliwono menyatakan pihaknya memasang mesin tap OK Otrip ke mobil angkot di Tanah Abang. Adapun mobil yang dipasangi mesin itu adalah yang pengusahanya telah sepakat.

"Jadi begitu deal jalan, begitu deal jalan. Nggak nungguin semuanya, begitu (ada angkot) yang siap operasi," kata Budi Kaliwono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Soal target jarak yang dipermasalahkan Ocid, Dishub DKI Jakarta sebetulnya telah melakukan survei. Menurut Kadishub DKI Jakarta Andri Yansyah, angka dari survei tersebut tak mengada-ada.

"Kami nggak ngarahin. Duduk saja kami. Ya pakai ngetem ya hanya dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Kalau full dari pukul 05.00-23.00 WIB itu bisa sampai 170 sampai 175 km," kata Andri saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/2).

Pada Kamis (22/2), para sopir angkot sempat akan berdemo di Balai Kota DKI Jakarta. Mereka sudah bersiap berangkat dari Tanah Abang. Salah satu yang mereka protes adalah soal jarak tempuh 170 km. kain bertuliskan protes sudah mereka pasang di mobil masing-masing.

Namun demo tersebut urung dilakukan setelah perwakilan sopir ditemui oleh Kadishub DKI Andri Yansyah. Pertemuan saat itu, kata salah seorang sopir bernama Bambang, hanya membahas masalah trayek.

Beberapa hari kemudian, Wagub DKI Sandiaga Uno menanggapi protes para sopir angkot. Bagi Sandi, protes-protes itu adalah masukan.

"Jadi bagaimana kita bisa menemukan formula kilometer yang tepat untuk OK Otrip dan bisa masuk dalam negosiasi akhir dengan para pengemudi, dan juga para operator," kata Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/2). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar