Selasa, 24 September 2013

Tinutuan Khas Kota Manado

equity word Futures, equityword Futures, equitywordFutures, pt. equity word Futures, pt equityword Futures, pt equitywordFutures, ewf news.

Berkunjung ke Manado, belum lengkap kalau hanya menikmati taman laut Bunaken saja. Di tanah Minahasa, wisata kuliner pun juga harus dicicipi. Salah satunya yang sudah terkenal yakni bubur Manado atau terkenal dengan nama bubur Tinutuan.

Untuk mencicipi bubur Tinutuan, tentu kita tidak perlu kerepotan karena begitu mudah ditemui penjual bubur ini. Namun, ada juga kompleks wisata kuliner Tinutuan Wakeke.  Wakeke sendiri merupakan lokasi wisata makanan khas Tinutuan oleh Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata. Pantas saja, di sepanjang kompleks jalan Wakeke ini, hampir semuanya merupakan rumah makan. Tinggal tentukan selera ingin makan dimana. Rata-rata menu utamanya satu, bubur Tinutuan.

800px-Tinutuan_bubur_Manado.JPG

Sebenarnya bubur tinutuan adalah olahan bubur dicampur dengan labu kuning, ubi, kangkung, bayam, daun kemangi, jagung muda yang disisir, kemudian diberi ikan asin sehingga mendapat kekhasan rasa. Dari penampilan fisik, warnanya cenderung kuning terang karena paduan labu kuning serta parutan jagung

Bubur tinutuan adalah bubur yang dicampur dengan labu kuning, ubi, kangkung, bayam, daun kemangi, jagung muda yang disisir, dan diberi ikan asin. Labu kuning di daerah ini sering disebut sambiki. Keunikan bubur ini yakni tidak mengandung daging binatang darat sama sekali, kecuali tinutuan yang dicampur dengan olahan – olahan tertentu.

Dengan komposisi demikian, menjadikan warna tinutuan pun cenderung kuning terang, mungkin karena labu kuning yang dominan. Warna yang cerah diselingi irisan jagung dan potongan kecil-kecil lembar kangkung dan bayam berwarna hijau sebenarnya agak memberi kesan semrawut bubur ini. Tapi, inilah salah satu khasnya bubur ini.

Meski terlihat semrawut dan encer seperti bubur biasanya, tapi jangan remehkan rasa bubur ini, kita bakal ketagihan dan bersemangat melahap suapan demi suapan bubur ini hingga hanya bersisa piring dan sendok saja. Khas aroma kemangi dan renyah manisnya gigitan kecil jagung muda di mulut membuat bubur Manado ini identik.

Tinutuan biasanya disajikan sebagai menu sarapan pagi dilengkapi dengan hidangan pelengkap lainnya.  Komposisi sayur dan kandungan gizi serta karbohidrat dalam bahan-bahan pembuatannya menjadikan tinutuan sebagai menu sarapan yang kompleks dan sarat energi.

Kalau Anda penikmat pedas dan ingin bersemangat menyantap tinutuan ini, coba dengan mencolek sambal dabu-dabu atau rica-rica. Sambal khas ini biasa disanding dalam mangkuk kecil. Sambal ini terbuat dari cabai rawit, bawang merah diiris kecil - kecil, tomat yang diiris kecil – kecil, dan tanpa dilembutkan lagi. Dihidangkan begitu saja, tentu menawarkan rasa yang segar dan unik di setiap kepedasan yang kita rasakan.

Tinutuan di Manado serta wilayah Minahasa sekitarnya memiliki nama yang berbeda-beda, sesuai dengan makanan pelengkap yang menyertainya. Di Minahasa Selatan, tinutuan disantap bersama mi sehingga seringkali disebut dengan midal. Tinutuan yang dicampur dengan su kacang merah disebut brenebon. Pada komunitas Kristen di Manado, tinutan bisa disajikan khusus dengan tambahan kaki babi yang biasanya disajikan dalam acara hari pengucapan syukur, sebuah acara adat istiadat setempat.

Harga tinutuan amat bervariasi, tergantung apa saja yang terkandung dalam bubur ini, dengan apa disajikan dan dimana dijualnya. Untuk tinutuan sederhana yang biasanya dijual di pasar tradisional, biasanya diberi harga sekitar lima ribu. Tapi untuk tinutuan yang kita nikmati di café maupun restoran di sekitar Wakeke, kita bisa merogoh kocek 10 hingga 20 ribu untuk satu porsi tinutuan.

Konon katanya, orang Manado terkenal putih bersih kulitnya dan berbadan segar karena banyak mengkonsumsi Tinutuan setiap pagi, selain juga karena memang pigmen kulit keturunan orang Minahasa. Namun yang jelas, sarapan tinutuan membuat orang Manado semangat dan siap beraktivitas di sepanjang harinya.


sumber,  http://forum.jalan2.com/topic/5324-tinutuan-sajian-bubur-khas-manado/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar