Dalam hasil rapat
kebijakannya, Bank of Japan (BoJ) pada hari Jumat menahan memperluas
program stimulus dan mengatakan bahwa ekonomi terbesar ketiga dunia
tersebut sudah mulai pulih, meski ada kekhawatiran terkait kenaikan
pajak penjualan yang bisa meredam laju pertumbuhan.
Para pembuat kebijakan di bank sentral tersebut
sepakat untuk menunda langkah-langkah stimulus lebih lanjut setelah
merampungkan pertemuannya selama dua hari. Investor kini sedang menunggu
pernyataan dari Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda pada sekitar pukul 15:30
waktu setempat (13:30 WIB).
Hasil ini sebagian besar telah diperkirakan
sebelumnya oleh para pelaku pasar, muncul setelah Federal Reserve AS
menurun skala stimulusnya dan hanya selang waktu seminggu setelah Bank
Sentral Eropa meluncurkan langkah-langkah pelonggaran yang belum pernah
terjadi sebelumnya untuk melawan ancaman deflasi di zona euro.
Kebijakan dari BoJ telah relatif stabil sejak
meluncurkan pelonggaran moneter besar pada bulan April tahun lalu saat
mereka mengukur dampak dari kenaikan pajak penjualan yang telah
diterapkan baru-baru ini dan bisa mengancam untuk menggagalkan pemulihan
yang baru dimulai di negara itu.
BoJ mengakui bahwa permintaan konsumen dan produksi industri telah merasakan dampak dari kenaikan pajak penjualan 1 April lalu.
"Ekonomi Jepang diperkirakan akan melanjutkan
pemulihan yang moderat sebagai trend-nya, sementara akan terpengaruh
oleh penurunan permintaan menyusul kenaikan kenaikan pajak konsumsi,"
kata bank itu dalam sebuah pernyataan.
Para pembuat kebijakan mencatat bahwa ekonomi luar
negeri, khususnya di kalangan negara-negara industri utama, juga pulih
"meskipun dengan kinerja yang masih relatif terbatas".
Target BoJ untuk mencapai inflasi sebesar 2,0 persen hingga tahun depan masih berada dalam jalur, katanya. (brc)
Sumber: AFP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar