Kamis, 12 Juni 2014

Bank of Japan tahan stimulus moneter


Dalam hasil rapat kebijakannya, Bank of Japan (BoJ) pada hari Jumat menahan memperluas program stimulus dan mengatakan bahwa ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut sudah mulai pulih, meski ada kekhawatiran terkait kenaikan pajak penjualan yang bisa meredam laju pertumbuhan.
Para pembuat kebijakan di bank sentral tersebut sepakat untuk menunda langkah-langkah stimulus lebih lanjut setelah merampungkan pertemuannya selama dua hari. Investor kini sedang menunggu pernyataan dari Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda pada sekitar pukul 15:30 waktu setempat (13:30 WIB).
Hasil ini sebagian besar telah diperkirakan sebelumnya oleh para pelaku pasar, muncul setelah Federal Reserve AS menurun skala stimulusnya dan hanya selang waktu seminggu setelah Bank Sentral Eropa meluncurkan langkah-langkah pelonggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melawan ancaman deflasi di zona euro.
Kebijakan dari BoJ telah relatif stabil sejak meluncurkan pelonggaran moneter besar pada bulan April tahun lalu saat mereka mengukur dampak dari kenaikan pajak penjualan yang telah diterapkan baru-baru ini dan bisa mengancam untuk menggagalkan pemulihan yang baru dimulai di negara itu.
BoJ mengakui bahwa permintaan konsumen dan produksi industri telah merasakan dampak dari kenaikan pajak penjualan 1 April lalu.
"Ekonomi Jepang diperkirakan akan melanjutkan pemulihan yang moderat sebagai trend-nya, sementara akan terpengaruh oleh penurunan permintaan menyusul kenaikan kenaikan pajak konsumsi," kata bank itu dalam sebuah pernyataan.
Para pembuat kebijakan mencatat bahwa ekonomi luar negeri, khususnya di kalangan negara-negara industri utama, juga pulih "meskipun dengan kinerja yang masih relatif terbatas".
Target BoJ untuk mencapai inflasi sebesar 2,0 persen hingga tahun depan masih berada dalam jalur, katanya. (brc)
Sumber: AFP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar