Pertumbuhan ekonomi
pada laju tercepat di kawasan euro dalam tiga tahun terakhir mungkin
belum cukup untuk menghentikan Mario Draghi dari memunculkan pelonggaran
kebijakan moneter baru.
Bahkan dengan data minggu ini yang diperkirakan
akan menunjukkan ekspansi pertumbuhan yang mengalami percepatan pada
kuartal pertama, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) tampaknya akan
mendorong sebuah langkah stimulus baru yang bisa berkisar pada penurunan
tingkat suku bunga untuk menyuntikan likuiditas kedalam system
keuangan.
Inflasi bertahan di kurang dari setengah poin dari
target ECB untuk membangkitkan kembali pertumbuhan yang masih terlalu
lambat, menurut ekonom dari UniCredit SpA hingga UBS AG.
Draghi saat ini sedang berjuang untuk mencegah
prolog dari kenaikan harga yang tertahan secara berkepanjangan agar
tidak melenceng dari arah pemulihan ekonomi di 18 - negara blok mata
uang tunggal (eruo). Pernyataan pekan lalu dari para pejabat ECB yang
sudah merasa "nyaman" untuk mengambil tindakan pada bulan Juni mendatang
turut menunjukkan respon akan adanya kebijakan baru yang sudah dekat.
Tiga perempat dari responden dalam survey Bloomberg
Global Markets Investor terbaru, yang mesurvei para pedagang, bankir
dan manajer uang yang berlangganan Bloomberg Profesional Services
mengatakan bahwa deflasi adalah ancaman yang lebih besar terhadap
kawasan euro daripada ancaman inflasi. (brc)
Sumber : Bloomberg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar