Minggu, 06 Maret 2016

Rupiah Perkasa, Pemerintah Harus Waspadai Impor Barang Konsumsi

Rupiah Perkasa, Pemerintah Harus Waspadai Impor Barang Konsumsi
Jakarta -Salah satu kelemahan dari penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) adalah lebih murahnya harga barang impor. Akan tetapi, kondisi ini tidak baik bila impor justru lebih banyak untuk sektor barang konsumsi dibandingkan dengan bahan baku.

"Sekarang kalau melihat tren, jelek juga karena konsumsi bahan baku turun, tapi konsumsi malah naik. Ini harus diantisipasi," terang Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani kepada detikFinance, Minggu (6/3/2016).

Menurut Haryadi, ini tidak sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menciptakan pengembangan hilirisasi industri. Sebab barang yang datang di Indonesia tidak melalui proses pengolahan langsung namun langsung bisa dikonsumsi masyarakat.

Berbeda bila yang diimpor adalah bahan baku. Haryadi memandang bahan baku akan diolah kembali sebelum dijual ke konsumen. Artinya, ada aktivitas ekonomi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dari barang impor.

"Jadi kualitas hilirisasi ini juga bagus," imbuhnya.

Bentuk antisipasi yang diinginkan Haryadi, bisa melalui kebijakan baru dari beberapa kementerian teknis sehingga bisa lebih mendorong Indonesia menjadi negara produktif, bukan konsumtif.

"Substitusi impor kan jalan terus, hilirisasi jalan terus," ujar Haryadi.

Seperti diketahui, dalam perdagangan akhir pekan lalu, dolar AS melemah sampai Rp 13.084, meskipun kemudian ditutup pada level Rp 13.107. Dalam dua bulan, dana asing masuk mencapai Rp 35 triliun.

Sumber: Detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar