Selasa, 19 April 2016

Jualan Produk Lokal, Pemda Banyuwangi Akan Luncurkan 'Mal Online'


Jualan Produk Lokal, Pemda Banyuwangi Akan Luncurkan Mal Online 

Banyuwangi -Hadapi tantangan MEA serta upaya terobosan mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), Pemkab Banyuwangi akan memfasilitasi pelaku usaha dalam konstruksi e-commerce bernama  'Banyuwangi Mall'.

Pengembangan layanan 'Mall Online' dianggap penting untuk memangkas jalur distribusi, memetakan persebaran minat pasar, melindungi kreatifitas dan  memperlebar volume keuntungan para produsen.

Menteri BUMN Rini Soemarno, pada besok Rabu (20/4) dijadwalkan akan hadir untuk meresmikan Banyuwangi Mall yang bisa diakses di laman banyuwangi-mall.com. Inovasi baru market place ini merupakan terobosan Pemkab Banyuwangi untuk melindungi pelaku usaha lokal dari gempuran industrialisasi modern.

"Ini upaya kami melindungi dan mendorong UMKM Banyuwangi. Rupaya ikhtiar kami di apresiasi oleh pusat, Menteri Rini akan hadir meresmikan Banyuwangi Mall besok," papar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas kepada detikFinance di Lounge Pemkab Banyuwangi, Selasa (19/4/2016).

Pengembangan Banyuwangi Mall ini, Pemkab Banyuwangi menggandeng Pemkab bekerjasama dengan Tokopedia dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Anas menjabarkan, konstruksi e-commerce ini yang tertuang dalam market place 'Banyuwangi Mall' ialah upaya pemerintah melindungi dan mendorong industri lokal untuk melaju ke jenjang pemasaran tanpa batas. Dalam aplikasinya, pemkab bekerjasama dengan salah satu toko online di Indonesia yang gunanya untuk melatih pelaku UMKM Banyuwangi aktif dalam pemasaran berbasis online. Market place 'Banyuwangi Mall' ini sifatnya sebagai jembatan antara produsen dengan konsumen. Selain memberi ruang gerak bebas berkreasi, market place juga melindungi hak karya cipta para produsen agar tidak mudah dibajak oleh ulah makelar.

"Selama ini banyak produk Banyuwangi secara direct masuk ke pasar potensial seperti Yogya, Bali, Jakarta dan pelosok negeri lainnya dibajak dan dikatakan sebagai UMKM luar kota. Banyuwangi Mall tentu memperjelas pasar, memperlebar keuntungan para produsen dan mempersingkat rantai distribusi, memotong makelar. Layaknya mall dalam genggaman," imbuhnya.

Melalui Banyuwangi Mall tersebut, produk yang ditawarkan juga beragam. Di dalam mall virtual milik Banyuwangi, konsumen tidak hanya ditawarkan ragam produk seni, dan konsumsi saja, tetapi juga langsung terintegrasi dengan sektor potensi hasil pertanian, pariwisata dan jasa penunjangnya.

Menurut Anas, pasar utama e-commerce adalah kelas menengah. Sesuai patokan Bank Dunia, kelas menengah rata-rata mengeluarkan dana konsumtif Rp 60.000-Rp 300.000 sehari. Dan ada 44 juta orang, yang mengeluarkan Rp 30.000-Rp 60.000.

"Connecting, sekali klik bisa muncul semua tentang Banyuwangi. Tidak hanya jualan barang tapi juga menjual jasa tapi juga pariwisata, kuliner, semua terintegrasi," papar Anas.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono, menambahkan, sebagai langkah awal pihaknya memilih puluhan UMKM yang dinilai berbobot sebagai pilot project terlibat dalam e-commerce. Semua potensi yang dimiliki Banyuwangi mulai batik, kerajinan, kuliner termasuk hasil pertanian pun diikutsertakan.

Para pelaku UMKM terpilih yang sebelumnya sudah mempraktikkan penjualan berbasis online digodok dan didampingi tim kreatif e-commerce nasional, berkolaborasi dengan tim rumah kreatif lare osing Banyuwangi. Beberapa hambatan yang menjadi tantangan kemudian dibedah dan menyeret para pelaku UMKM untuk menjajaki tahap solusi.

"Bertahap penjajakan, ini memang butuh proses transfer knowledge. Ada tim yang mendampingi, portalnya di kelola oleh anak-anak rumah kreatif Banyuwangi. Dan 45 UMKM yang sebelumnya sudah teruji menggunakan e-commerce dalam tatanan sederhana kita jadikan pilot project," jelas Alief.

sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar