Selasa, 19 April 2016

RI Bisa Bisa Bebas Impor BBM Mulai 2024


RI Bisa Bisa Bebas Impor BBM Mulai 2024

Jakarta -Indonesia bisa 'swasembada' Bahan Bakar Minyak (BBM) alias memenuhi 100% kebutuhan BBM dari produksi dalam negeri mulai 2024. Itu akan terjadi bila seluruh rencana modifikasi kilang lama dan pembangunan kilang minyak baru terealisasi dengan baik.

PT Pertamina (Persero) berencana melakukan upgrade (Refinery Development Master Plan/RDMP) untuk meningkatkan kapasitas Kilang Balikpapan dan Kilang Cilacap. Juga membangun 2 kilang baru (Grass Root Refinery/GRR), yaitu di Tuban dan Bontang.

Kalau semuanya berjalan lancar, kapasitas kilang di dalam negeri dapat mengimbangi konsumsi BBM di dalam negeri pada 2024. Kapasitas kilang yang saat ini baru 1 juta barel per hari bisa meningkat 120% menjadi 2,2 juta barel per hari.

Bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia bahkan bisa mengekspor solar untuk memenuhi permintaan di luar negeri.

"Kalau RDMP selesai, 2 GRR selesai, tahun 2024 kita sudah nggak impor, sudah mandiri. Kapasitas kilang kita sudah 2,2 juta barel per hari. 2020 justru kita sudah ekspor solar," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/4/2016).

RDMP Balikpapan direncanakan bisa menambah kapasitas kilang hingga 100.000 barel per hari. Modifikasi akan dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama selesai 2019 dan tahap kedua selesai 2022. Modal (capital expenditure/capex) yang dibutuhkan untuk RDMP Balikpapan mencapai US$ 2 miliar.

RDMP Cilacap dijadwalkan selesai 2022. Untuk Kilang Cilacap ini, Pertamina memilih Saudi Aramco sebagai strategic partner. Ditargetkan kapasitas produksi kilang bisa bertambah 20 ribu barel per hari. Capex yang dibutuhkan US$ 5 miliar.

Sedangkan GRR Tuban direncanakan selesai 2021, capex yang dibutuhkan US$ 12-14 miliar. Pertamina diberi penugasan khusus oleh pemerintah untuk membangunnya. Kilang ini bakal berkapasitas 300.000 barel per hari.

Kemudian GRR Bontang diharapkan selesai 2023. Capex US$ 14 miliar, kapasitas produksinya akan mencapai 300.000 barel per hari.

Selain itu, RDMP juga akan dilakukan di Kilang Dumai, Plaju, dan Balongan.

sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar