Jika berkunjung ke Sumatera Selatan, tidak lengkap rasanya jika tidak sampai di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Di OKU, traveler dapat berwisata sekaligus mengenal kehidupan manusia purbakala sejak 22 ribu tahun yang lalu melalui situs-situs arkeologi gua-gua di Baturaja.
Di sini, Dinas Pariwisata bersama Pusat Peneliti Arkeologi Nasional mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat edukasi, seperti pemaparan nilai-nilai peradaban, pemutaran film dan dokumentasi hasil-hasil temuan di Gua Putri (atas) dan Gua Harimau yang dijadikan sebagai tempat penelitian arkeologi.
Dengan menempuh jarah 220 Kilometer atau sekitar 5 jam perjalanan dari pusat kota Palembang, traveler akan menemukan akses masuk menuju kedua gua ini. Untuk sampai ke lokasi Gua Putri memang sangat mudah, karena akses jalan dan fasilitas umum telah sampai ke lokasi tersebut. Namun, jika ingin ke Gua Harimau, traveler harus melanjutkan dengan berjalan kaki melewati kebun kopi milik warga dan hutan belantara yang indah sekitar 20 menit.
Meskipun akses masuk untuk sampai ke lokasi masih terbilang alami dan belum disentuh pembangunan, namun tidak sedikit masyarakat dan para peneliti yang telah sampai di sana. Dari pantauan detikTravel, terlihat ratusan pelajar dan mahasiswa menyambangi tempat tersebut untuk melakukan penelitian dan menambah wawasan tentang 'Rumah Peradaban'.
  
Perjalanan memasuki gua (Raja Adil Siregar/detikTravel)  
 | 
Menurut Kepala Dinas Pariwisata OKU Faisol Ibrahim, dari hasil penelitian Arkeologi Nasional, manusia purbakala yang menghuni Gua Putri telah ada sejak 22 ribu tahun lalu dengan memanfaatkan aliran sungai yang ada di OKU dengan cara mencari umbi-umbian dan makanan di sepanjang sungai.
"Dari apa yang ditemukan para peneliti, memberikan bukti bahwa ada kehidupan sejak ribuan tahun lalu. Dimana penghuni Gua Putri ini masih memanfaatkan aliran sungai dan hutan di sekitar gua, " ujar Faisol saat melihat situs Gua Putri, Kamis (13/04/2017) kemarin.
Gua Putri sendiri memiliki luas kawasan sekitar 7 hektare, sementara Gua Harimau hanya 2 hektare. Namun di Gua Harimau traveler juga akan mendapatkan banyak ilmu dan wawasan tentang peninggalan sejarah yang masih berada di lokasi gua, karena masih dalam proses penelitian. Seperti tulang belulang manusia yang hidup pada ratusan ribu tahun lalu, lukisan dinding batu dan lain sebagainya.
Dalam setahun saja, 7.000 sampai 10.000 wisatawan memijakkan kakinya untuk sampai di kedua gua ini, baik wisatawan dalam negeri maupun ,ancanegara yang ingin melakukan penelitian. Sehingga keberadaan kedua gua juga memberikan wisata sejarah tersendiri.
  
Gua yang menjadi tempat tinggal manusia purba di zaman dulu (Raja Adil Siregar/detikTravel)  
 | 
"Pada tahun ini kita akan tingkatkan perbaikan infrastruktur baik akses dan isi di dalam gua tersebut. Sehingga saat wisatawan berkunjung dapat melihat bukti-bukti peninggalan sejarah. Selain itu akan kita masukkan dalam paket wisata dan melakukan promosi, " ujar Kadispar Sumsel Irene Camelyn kepada detikTravel.
Equityworld Futures
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar