Senin, 09 Oktober 2017

Laba Lippo Karawaci Turun Tipis 2% Jadi Rp 487 Miliar

Laba Lippo Karawaci Turun Tipis 2% Jadi Rp 487 Miliar

Equityworld Futures - Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) kurang menggembirakan di paruh pertama tahun ini. LPKR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 2,09%.

Melansir dari keterbukaan informasi, Senin (9/10/2017), selama semester I-2017 LPKR meraup laba bersih sebesar Rp 487,4 miliar. Angka itu turun tipis 2,09% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 497,8 miliar.

Pendapatan perusahaan juga turun 3% dari Rp 5,1 triliun menjadi Rp 4,9 triliun. Beban pokok pendapatan juga meningkat dari Rp 2,80 triliun menjadi Rp 2,83 triliun. Laba usaha pun turun dari Rp 1,04 triliun menjadi Rp 803,5 miliar.

Pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun sebesar 25% yoy menjadi Rp 1,3 triliun, di mana pendapatan dari Townships turun sebesar 41% yoy menjadi Rp 687 miliar.

Sementara pendapatan dari Large Scale Integrated Developments naik sebesar 6% menjadi Rp 648 miliar di mana pengakuan pendapatan proyek-proyek dalam tahap konstruksi, seperti Millenium Village, Orange County dan Lippo Thamrin Office telah dibukukan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi.

Sementara itu, pendapatan recurring LPKR tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 3,6 triliun, berkontribusi sebesar 73% terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh pertumbuhan yang kuat dari divisi Healthcare dan Mal. Pendapatan divisi Healthcare meningkat 8% menjadi Rp 2,8 triliun, di mana keenam rumah sakit mapan memberikan kontribusi sebesar Rp 1,3 triliun atau 47% dari total.

Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, naik sebesar 5% yoy menjadi Rp 363 miliar. Pendapatan Mal naik sebesar 17% menjadi Rp 191 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Baubau dan Jambi.

Sebagai tambahan, sebuah mal baru di Jember, Jawa Timur, Lippo Plaza Jember dengan luas bersih disewakan (NLA) sebesar 28.000 m2 telah ditambahkan ke dalam portofolio. Pada semester I-2017, Lippo Malls telah mengelola 47 mal di seluruh Indonesia. Pendapatan Hotels & Hospitality turun sebesar 6% menjadi Rp 172 miliar.

Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 11% yoy menjadi Rp 481 miliar, terutama disebabkan oleh berkembangnya basis aset yang dikelola serta meningkatnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS yang berbasis di Singapura.

"Model bisnis kami yang seimbang sekali lagi telah menopang total pendapatan ketika permintaan sektor properti melemah selama semester 1 tahun 2017," kata Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulisnya.

LPKR juga melaporkan persetujuan RUPSLB First REIT pada tanggal 21 September atas akuisisi senilai 28,5 juta dolar Singapura untuk sebuah properti terpadu yang terdiri dari Siloam Hospitals Buton yang terhubung dengan sebuah mal ritel, Lippo Plaza Buton. Dengan selesainya akuisisi properti terpadu, portofolio First REIT akan menjadi 19 properti yang berada di Indonesia, Singapura dan Korea Selatan.

Siloam Hospitals Buton adalah rumah sakit tiga lantai yang baru dibangun dengan luas GFA 10,796 m2 dan kapasitas maksimum 140 tempat tidur. Sedangkan Lippo Plaza Buton adalah mal ritel satu lantai yang berdiri sendiri yang mulai beroperasi sejak bulan Desember 2015, dengan total GFA 11.138 m2.

Lippo Plaza Buton adalah satu-satunya mal modern di kota Baubau yang menyediakan fasilitas lengkap untuk para pasien dan pengunjung Siloam Hospitals Buton.

"Di tengah pelemahan sektor properti, kami meluncurkan proyek kota modern terbaru kami, Meikarta di koridor Jakarta-Botabek-Bandung yang berkembang pesat, dimana 60% perekonomian nasional Indonesia berada dan respon dari pasar terlihat sangat menggembirakan. Pada semester kedua tahun ini, kami dapat melihat adanya perkembangan permintaan pada sektor properti. Dengan adanya akuisisi properti terpadu di Pulau Buton oleh First REIT, sekali lagi merupakan bukti atas keberlanjutan strategi asset light atau recycling capital LPKR yang akan meningkatkan arus kas serta memperkuat neraca Perusahaan," tutup Ketut.




Equityworld Futures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar