Badan Keamanan Pertahanan Pentagon (DSCA) yang bertugas mengawasi penjualan senjata asing telah memberitahu Kongres tentang potensi penjualan pesawat tersebut.
Anggota parlemen memiliki waktu 15 hari untuk membatalkan penjualan, meskipun tindakan tersebut tidak mungkin terjadi karena adanya kedekatan antara AS dan Inggris.
"Penjualan pesawat ini akan meningkatkan kemampuan Inggris dalam pertahanan nasional dan turut berkontribusi terhadap operasi NATO dan operasi bersama lainnya," terang DSCA dalam sebuah pernyataan. Kesepakatan ini merupakan prioritas utama untuk Inggris.
Inggris mengumumkan niatnya untuk membeli pesawat patroli pada bulan November sebagai bagian dari rencana 5 tahunan yang akan meningkatkan anggaran belanja sebesar 12 miliar Pound (US$ 16,96 miliar) menjadi 178 miliar Pound (US$ 251,60 milyar) pada dekade berikutnya.
Pada saat itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, pesawat tersebut akan membantu Inggris dalam melindungi penangkal nuklir dan kelemahan lainnya yang telah banyak dikritik pada program Nimrod spy-plane di tahun 2010 lalu.
DSCA mengatakan, Inggris telah mempertahankan kemahirannya dalam patroli maritim dan pengintaian menyusul pensiunnya pesawat Nimrod karena pertukaran personil Inggris ke AS dengan pesawat P-8A.
Pihak lainnya yang melakukan kesepakatan dengan Inggris antara lain, ViaSat Inc (VSAT.O), Rockwell Collins Inc (COL.N), Roh Aerosystems Holdings Inc (SPR.N), Raytheon Co (RTN.N), Northrop Grumman Corp (NOC.N) dan Harris Corp (HRS.N) dan General Electric Co (GE.N).
sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar