Senin, 13 November 2023

3 Saham Prajogo Melesat Lagi, BRPT Paling Kenceng

 Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

PT. Equityworld Futures Manado - Tiga emiten Prajogo Pangestu terpantau melesat pada perdagangan sesi I Selasa (14/11/2023), setelah kemarin sempat ditutup bervariasi. Sentimen dari naiknya kekayaan Prajogo masih menjadi pendorong ketiga saham tersebut.

Per pukul 09:32 WIB, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memimpin dengan melejit 2,17% ke posisi Rp 1.175/unit. Padahal kemarin, saham BRPT ditutup ambles 2,13%.

Berikutnya disusul oleh saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang melonjak 2,06% ke Rp 2.970/unit. Terakhir, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang melesat 0,94% menjadi Rp 5.350/unit.

Namun, untuk saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) hingga sesi I hari ini belum dibuka kembali suspensinya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, saham BREN yang sebelumnya juga sempat disuspensi pada Jumat pekan lalu, sudah kembali dibuka suspensinya per sesi I kemarin.

Sebelum disuspensi, saham CUAN memang sudah meroket hingga 3.081,82%, jika dihitung dari harga IPO-nya di Rp 220/unit hingga harga penutupan per Kamis pekan lalu.

Meroketnya saham CUAN dan BREN tentunya membuat valuasi kedua saham tersebut menjadi lebih mahal. BREN, misalnya, diperdagangkan 439,85 kali di atas laba perusahaan. Ini mengacu pada rasio price-to earnings (P/E) atau PER. Lazimnya, PER 10-15 kali dianggap wajar, sedangkan di bawah itu dianggap murah dan di atas patokan tersebut mahal.

Baca Juga : Inflasi AS Belum Ketahuan, Pemilik Emas Sudah Pesta Duluan

Sedangkan untuk PER saham CUAN sudah mencapai 232,33 kali, juga sudah jauh lebih mahal dari PER wajarnya di 10-15 kali.

Selain CUAN dan BREN, valuasi saham BRPT juga sudah cukup mahal. BRPT juga memiliki PER yang tinggi, yakni 145,87. Namun sayangnya, TPIA malah membukukan rugi hingga kuartal III-2023, dengan rugi per saham Rp 5,10 yang mengimpliksikan PER minus 576,45 kali.

Rasio P/E yang tinggi tersebut mengindikasikan investor bertaruh besar-besaran terhadap prospek emiten Prajogo ke depan.

Sebelumnya, konglomerat Grup Barito Pacific tersebut resmi menjadi orang terkaya nomor 1 di Indonesia dan paling kaya ke-32 di dunia, Berdasarkan laporan Forbes Real Time Billionaires Minggu lalu. Adapun kekayaan Prajogo per Minggu lalu mencapai US$ 37,4 miliar.

Bahkan, posisi Prajogo menggeser posisi Low Tuck Kwong selaku konglomerat pemilik saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang mencapai US$ 26,5 miliar, hingga Robert Budi Hartono dan Michael Hartono (Duo Hartono), pemilik Grup Djarum.

Disinyalir kekayaannya ini mengalami peningkatan yang sangat besar usai sejumlah perusahaannya melantai di bursa saham Indonesia, yakni saham CUAN dan BREN.

Di lain sisi, perusahaannya yakni Barito Pacific Timber telah melakukan go public atau IPO pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.

Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Pada 2023, seperti disinggung di atas, Prajogo membawa dua perusahaannya, yakni CUAN dan BREN kembali melantai di bursa RI.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar